Pengembangan Fitur Aplikasi CRM, Arus Kas, dan Integrasi dengan Logistik untuk Bisnis

Pengembangan Fitur Aplikasi CRM, Arus Kas, dan Integrasi dengan Logistik untuk Bisnis

UI/UX Designer

UI/UX Designer

Sep 29, 2022

Sep 29, 2022

Disclaimer: Ini adalah UX Case Study Challenges from Digital Talent Scholarship (DTS) PROA UI/UX Design 2022 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bekerja sama dengan Skilvul dan Challenge Partner Krealogi. Bahwa font, logo, dan warna apapun adalah milik Krealogi. Kami menggunakan itu hanya untuk bahan pembelajaran.

Awalnya Krealogi didirikan untuk memfasilitasi para penjual dan produsen kerajinan anyaman untuk mencatat, memantau usaha, menawarkan produk, dan menyalurkan pesanan kerja ke desa atau kelompok pengrajin lainnya. Namun kini, aplikasi Krealogi dapat membantu para pelaku bisnis UMKM untuk mengasah kemampuannya dalam mengelola bisnis. Ini dapat membantu proses bisnis mulai dari pencatatan bahan baku, pencatatan pesanan, dan perencanaan produksi hingga laporan bisnis.

Saat ini, Krealogi belum memiliki desain aplikasi yang user friendly untuk target penggunanya. Selain itu, Krealogi perlu mengembangkan fitur-fitur yang belum tersedia (Simple CRM, Fitur Arus Kas, dan Integrasi dengan Logistik) untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan proses bisnis, menemukan solusi pengembangan fitur, dan mampu mendeskripsikan fitur yang cocok untuk pengguna.

Tim Saya: Yosep Handoko, Falya Kautsar, dan Putri Amalia

Waktu Pengerjaan: 2 Bulan

Tools: Figma, Google Doc, Spreadsheet, dan Zoom.

Bagaimana cara mengembangkan Simple CRM, Cash Flow, dan Integrasi dengan Fitur Logistik di aplikasi Krealogi?

Kami memulai proyek ini dengan melakukan analisis kompetitif terhadap aplikasi serupa dengan Krealogi. Kami mencari tahu baik buruknya aplikasi dengan kendala yang dihadapi pengguna, dan mengetahui perkembangan fitur di pasar aplikasi saat ini lalu membandingkannya untuk setiap fitur yang mereka miliki.

Setelah mendapatkan informasi dari aplikasi kompetitor, informasi tersebut kami gunakan sebagai acuan untuk mengembangkan fitur Krealogi. Kemudian kami uraikan semua pain point yang dihadapi pengguna saat menggunakan aplikasi Krealogi.

Dari permasalahan yang kami temukan, kami menentukan tantangan dan pernyataan yang dapat ditindaklanjuti dengan menggunakan metode HMW (How Might We). Jadi kami menemukan tantangan berikut:

  • Membuat fitur simple CRM

  • Mengembangkan fitur cash flow

  • Membuat catatan fitur debit dan kredit

  • Mengembangkan fitur bantuan

  • Meningkatkan fitur logistik

Solusi Desain

Setelah menentukan tantangan pengembangan fitur Krealogi, kami mengelompokkannya sesuai dengan pain point yang dihadapi oleh pengguna. Dari langkah ini selanjutnya kita mengetahui fitur-fitur apa saja yang harus dikembangkan dan dibuat untuk menyempurnakan aplikasi Krealogi.

Setelah melakukan brainstorming untuk menentukan fitur apa yang akan dibuat, kami menemukan beberapa fitur yang perlu dikembangkan. Yakni fitur diskusi grup, artikel, notifikasi target penjualan, penambahan fitur utang piutang (debit-kredit), dan integrasi dengan logistik.

User Flow

Dari fitur-fitur tersebut kemudian kita buat user flow dari tahap awal hingga user dapat menemukan fitur-fitur tersebut. Langkah ini untuk memudahkan desainer dalam membuat desain interface dan mengetahui user flow dari setiap fitur.

Selanjutnya kita mendesain terhadap beberapa perubahan atau pengembangan fitur desain visual pada suatu aplikasi. Pada langkah ini kita mulai dengan membuat wireframe kemudian mendesain User Interface yang sesuai.

Design Interface

Wireframe

Mockup UI

Testing

Sesuai rencana kami, kami membutuhkan validasi produk kami untuk mendapatkan saran dan masukan agar produk dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kami melakukan wawancara mendalam dan usability testing dengan salah satu responden melalui Zoom meeting, menggunakan System Usability Scale (SUS) untuk menghitung usability produk/sistem dan Single Ease Question (SEQ) untuk menghitung keseluruhan produk/sistem.

Skenario Research

  1. Perkenalan

  2. Sesi Tanya Jawab

  3. Sesi 1st Usability Testing (Fitur Login & Diskusi Grup)

  4. Sesi 2nd Usability Testing (Rekam Transaksi, Hutang Dagang dan Target Penjualan)

  5. Sesi Pengujian Kegunaan ke-3 (fitur Pengiriman)

  6. Usability Testing Session ke 4 (Memberikan akses kontak pada aplikasi, menginput Order pada Form Order Record, Cari Artikel UMKM pada Menu Artikel Terkait)

  7. Pertanyaan Post-test

Hasil

  1. Login & pendaftaran mudah

  2. Visual fitur diskusi UMKM sudah bagus

  3. Cocok untuk pencatatan transaksi

  4. Sarankan ringkasan target penjualan berisi catatan perbandingan target bulanan

  5. Notifikasi dan target penjualan adalah fitur baru yang menarik

  6. Detail pesanan lengkap

  7. Artikel fitur sangat informatif bagi pengguna aplikasi

  8. Penambahan fitur piutang baru sudah bagus

Hasil SUS (System Usability Scale)

Q = Question

Hasil SEQ (Single Ease Question)

CATATAN: Projek ini membantu saya mempelajari lebih lanjut tentang proses kerangka design thinking. Belajar melakukan visual yang lebih baik dengan panduan desain material, dan membuat pustaka komponen kecil. Kami perlu memperhatikan konsistensi fitur dan sistem baru, dan kami perlu mempersiapkan Wawancara Mendalam dan Pengujian Kegunaan dengan baik. Hingga dapat menghasilkan produk yang efisian sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Disclaimer: Ini adalah UX Case Study Challenges from Digital Talent Scholarship (DTS) PROA UI/UX Design 2022 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bekerja sama dengan Skilvul dan Challenge Partner Krealogi. Bahwa font, logo, dan warna apapun adalah milik Krealogi. Kami menggunakan itu hanya untuk bahan pembelajaran.

Awalnya Krealogi didirikan untuk memfasilitasi para penjual dan produsen kerajinan anyaman untuk mencatat, memantau usaha, menawarkan produk, dan menyalurkan pesanan kerja ke desa atau kelompok pengrajin lainnya. Namun kini, aplikasi Krealogi dapat membantu para pelaku bisnis UMKM untuk mengasah kemampuannya dalam mengelola bisnis. Ini dapat membantu proses bisnis mulai dari pencatatan bahan baku, pencatatan pesanan, dan perencanaan produksi hingga laporan bisnis.

Saat ini, Krealogi belum memiliki desain aplikasi yang user friendly untuk target penggunanya. Selain itu, Krealogi perlu mengembangkan fitur-fitur yang belum tersedia (Simple CRM, Fitur Arus Kas, dan Integrasi dengan Logistik) untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan proses bisnis, menemukan solusi pengembangan fitur, dan mampu mendeskripsikan fitur yang cocok untuk pengguna.

Tim Saya: Yosep Handoko, Falya Kautsar, dan Putri Amalia

Waktu Pengerjaan: 2 Bulan

Tools: Figma, Google Doc, Spreadsheet, dan Zoom.

Bagaimana cara mengembangkan Simple CRM, Cash Flow, dan Integrasi dengan Fitur Logistik di aplikasi Krealogi?

Kami memulai proyek ini dengan melakukan analisis kompetitif terhadap aplikasi serupa dengan Krealogi. Kami mencari tahu baik buruknya aplikasi dengan kendala yang dihadapi pengguna, dan mengetahui perkembangan fitur di pasar aplikasi saat ini lalu membandingkannya untuk setiap fitur yang mereka miliki.

Setelah mendapatkan informasi dari aplikasi kompetitor, informasi tersebut kami gunakan sebagai acuan untuk mengembangkan fitur Krealogi. Kemudian kami uraikan semua pain point yang dihadapi pengguna saat menggunakan aplikasi Krealogi.

Dari permasalahan yang kami temukan, kami menentukan tantangan dan pernyataan yang dapat ditindaklanjuti dengan menggunakan metode HMW (How Might We). Jadi kami menemukan tantangan berikut:

  • Membuat fitur simple CRM

  • Mengembangkan fitur cash flow

  • Membuat catatan fitur debit dan kredit

  • Mengembangkan fitur bantuan

  • Meningkatkan fitur logistik

Solusi Desain

Setelah menentukan tantangan pengembangan fitur Krealogi, kami mengelompokkannya sesuai dengan pain point yang dihadapi oleh pengguna. Dari langkah ini selanjutnya kita mengetahui fitur-fitur apa saja yang harus dikembangkan dan dibuat untuk menyempurnakan aplikasi Krealogi.

Setelah melakukan brainstorming untuk menentukan fitur apa yang akan dibuat, kami menemukan beberapa fitur yang perlu dikembangkan. Yakni fitur diskusi grup, artikel, notifikasi target penjualan, penambahan fitur utang piutang (debit-kredit), dan integrasi dengan logistik.

User Flow

Dari fitur-fitur tersebut kemudian kita buat user flow dari tahap awal hingga user dapat menemukan fitur-fitur tersebut. Langkah ini untuk memudahkan desainer dalam membuat desain interface dan mengetahui user flow dari setiap fitur.

Selanjutnya kita mendesain terhadap beberapa perubahan atau pengembangan fitur desain visual pada suatu aplikasi. Pada langkah ini kita mulai dengan membuat wireframe kemudian mendesain User Interface yang sesuai.

Design Interface

Wireframe

Mockup UI

Testing

Sesuai rencana kami, kami membutuhkan validasi produk kami untuk mendapatkan saran dan masukan agar produk dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kami melakukan wawancara mendalam dan usability testing dengan salah satu responden melalui Zoom meeting, menggunakan System Usability Scale (SUS) untuk menghitung usability produk/sistem dan Single Ease Question (SEQ) untuk menghitung keseluruhan produk/sistem.

Skenario Research

  1. Perkenalan

  2. Sesi Tanya Jawab

  3. Sesi 1st Usability Testing (Fitur Login & Diskusi Grup)

  4. Sesi 2nd Usability Testing (Rekam Transaksi, Hutang Dagang dan Target Penjualan)

  5. Sesi Pengujian Kegunaan ke-3 (fitur Pengiriman)

  6. Usability Testing Session ke 4 (Memberikan akses kontak pada aplikasi, menginput Order pada Form Order Record, Cari Artikel UMKM pada Menu Artikel Terkait)

  7. Pertanyaan Post-test

Hasil

  1. Login & pendaftaran mudah

  2. Visual fitur diskusi UMKM sudah bagus

  3. Cocok untuk pencatatan transaksi

  4. Sarankan ringkasan target penjualan berisi catatan perbandingan target bulanan

  5. Notifikasi dan target penjualan adalah fitur baru yang menarik

  6. Detail pesanan lengkap

  7. Artikel fitur sangat informatif bagi pengguna aplikasi

  8. Penambahan fitur piutang baru sudah bagus

Hasil SUS (System Usability Scale)

Q = Question

Hasil SEQ (Single Ease Question)

CATATAN: Projek ini membantu saya mempelajari lebih lanjut tentang proses kerangka design thinking. Belajar melakukan visual yang lebih baik dengan panduan desain material, dan membuat pustaka komponen kecil. Kami perlu memperhatikan konsistensi fitur dan sistem baru, dan kami perlu mempersiapkan Wawancara Mendalam dan Pengujian Kegunaan dengan baik. Hingga dapat menghasilkan produk yang efisian sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Let's Work Together!

Let's Work Together!

If we can't keep up with the times
we can only feel left behind

If we can't keep up with the times
we can only feel left behind

Hire Me